Bismillahirrahmanirrohim,
Senang sekali rasanya pada semester
genap ini, kami masih bisa diberi kesempatan untuk bertatap wajah bersama Prof.
Dr. Ali aziz M.Ag dalam melaksanakan
kuliah kami, dalam mata pelajaran tafsir BKI. Setiap kali saya berjumpa beliau,
entah mengapa mood saya langsung naik, semangat, apalagi ketika mendengarkan
beliau berbicara. Memang benar apa yang telah disampaikan oleh guru saya ketika
dipesantren dulu bahwasahnya ulama berkata, “melihat orang alim yang sholeh
itu lebih baik daripada sholat seribu rakaat”. Bayangkan, itu hanya
melihat, apalagi kita belajar, bergaul, duduk bersamanya, berapa banyak kebaikan
yang kita dapatkan? Bukannya saya
membangga banggakan atau memuja muja beliau berlebihan, tapi memang menurut
saya, orang seperti beliau sudah bisa dikatan seribu satu ditemukan pada zaman
sekarang.
Semoga kita semua selalu diberi kesempatan
oleh Allah supaya bisa dipertemukan dan dibersamakan kepada orang orang alim
seperti beliau, amin yarobbal alamin. Karena saya kira tidak semua orang diberi
kesempatan seperti ini. Oleh karena itu jangan disia siakan kesempatan seperti
ini. Banyak orang yang sukses dikarenakan berkumpul sama orang orang yang sukses.
Sebelumnya, ada beberapa hal yang ingin
saya curahkan melalui tulisan ini. sebenarnya saya dalam hal tulis menulis
sangat kurang wawasannya. Dari dulu jikalau saya disuruh atau diperintah oleh
seseorang terutama guru untuk menulis, saya bingung mau menulis apa, saya tidak
terbiasa dalam hal menulis. Berbeda seperti teman teman saya yang saya lihat
sekarang ini. Saya perhatikan hampir seluruhnya hebat dalam menulis, berbicara,
mengolah kata, wawasan mereka sangat luas. Itu yang terkadang membuat saya
sedih.
Jujur dari semseter lalu ketika saya
disuruh menulis ,selalu ada rasa kesulitan, entah itu beban tugas ,ditambah
lagi saya yang kurang terlatih dalam hal tulis menulis. Memang setiap kali saya
ingin menulis selalu merasakan malas, ditambah lagi saya sendiri tidak punya
laptop. Bukannya saya tidak ingin membeli, tapi duit beasiswa itu tidak
seluruhnya saya gunakan untuk kepentingan pribadi. Saya yakin didalam duit
tersebut ada hak orang lain termasuk lah keluarga saya, abang saya sekarang
yang genap telah menjalani kuliah semster 5 di Pontianak itu sampai sekarang
belum memiliki laptop, dan ibu saya belum mampu untuk membelikannya. Jadi
dengan duit yang saya miliki ini, saya berikan ke abang saya untuk membeli
laptop. Bukan hanya abang saya, tapi juga untuk kakak saya yang sangat
membutuhkan uang tersebut, yang sekarang sedang menempuh masa-masa wisuda
kedokteran. Saya sadar betapa pentingnya laptop itu untuk seorang mahasiswa
seperti saya, tapi saya minta maaf kepada pak prof. Karna sampai sekarang saya belum
memiliki laptop. Insya allah saya akan usaha semoga disemester berikutnya saya
sudah diberi rezeki untuk membeli laptop. Amin
Kembali lagi kepada tugas menuis pak
prof, Semoga dengan perintah pak prof. Ali aziz ini untuk menulis kurang lebih
50 lembar, mulai dari sini saya melangkah dari awal agar bisa seperti teman
saya terlebih pak prof. Dan saya selalu ingat dengan perkataan beliau,
selalulah sertakan Allah dalam segala hal, yang membuat dirimu bisa itu hanya
Allah.
PERTEMUAN
PERTAMA
Di hari pertama saya kuliah tepatnya
pada mata kuiuah pak prof. Ali aziz, jujur saya sangat senang karena pertemuan
perdana saya langsung bertemu dengan beliau. Setelah sekian lama liburan dan
tidak bertemu beliau, mood saya dalam semangat kuliah langsung naik. Terkadang
susah bagi saya ketka sudah melewati liburan panjang untuk mengembalikan mood
kuliah lagi, tapi pak prof membuat nya begitu mudah.
Tidak ada pertemuan bersama pal prof
kecuali pertemuan itu pasti memuaskan bagi saya. Seperti biasanya, beliau
selalu memberi kami motivasi-motivasi agar kami selalu bersemangat dalam
kuliah, dan beliau tak pernah membuat muridnya ngedown istilahnya
walaupun muridnya salah. Dengan wajah yang meyakinkan tanpa kerqguan dari
setiap kalimat yang dilantunkan oleh beliau itulah ciri khasnya.
Pada
pertemuan ini, saya berusaha untuk mendapatkan bangku didepan, karena saya
ingat dengan perkataan beliau yang diucapkan ketika di masjid dalam acara
pembukaan ma’had jamiah sunan ampel, beliau berkata kepada orang orang yang duduk dibarisan paling depan, “Ini
adalah orang-orang yang yang luar biasa yang akan menjadi orang besar.” Betapa
beliau mengapreiasi kepada orang orang yang duduk dibangku depan. Oleh karena
itu, mari kita ketika berada dalam suatu majlis selalu berusaha untuk
mendapatkan posisi terdepan, karena memang banyak manfaatnya.
Saya
pribadi ketika duduk didepan dan dibelakang mersakan perbedaan juga, terkadang
seperti dianggap remeh. Tapi menujrut saya kalau duduk didepan perhatian kita
insya allah akan 99 persen kepada dosen atau ustasdz. Wawasan atau pikiran kita
akan fokus dan terbuka lebar ketika mendengarkan pembicara berbicara, karena
seakan akan kita berbicarta langsunbg one by one dengannya. Berbeda dengan
dibelakang. Terkadang saya merasa seperti kutrang fokus dan seperti tidak terlalu
ditoleh oleh pembicara siapapun itu. Maka jangan remehkan masalah msalah kecil
dimata kita. Kecil dimata kita belum tentu kecil mata Allah.
Ketika
duduk didepan saya diminta oleh prof ali untuk membacakan silabus perkuliahan
terkait matkul tafsir bki ini. Entah mengapa ketika saya diperintah oleh pak
prof tak seperti diperintyah oleh dosen-dosen lainnya saperti saya lebih bangga
ketika disuruh oileh beliau. Maka saya pun membacakan silabus tersebut dan
langsung diterangkan oleh beliau satu oersatu terkati materi perkuliahan.
Pada
pertemuan pertama ini, seperti yang telah terjadi pada smester lalu,
beliau tak segan-segan memberikan kami tugas yang super. Tugas yang tidak
sembarangan yaitu membuat munasabah dan kesimpulan dari tafsir-tafsir sesuai masing
masing kelompok. Tapi untungnya kami masih diberikan tugas berkelompok, karna
jika individu pasti saya sudah kewalahan. Sebelum beliau memberikan tugas,
beliau terlebih dahulu menjelasakan cara membuat tugas tersebut, dari
memunasabahkan ayat satu ke ayat lainnya. Disini saya baru pertama kali belajar
tentang memunasabahkan aayat. Karna dulu ketika dipesantren saya belium pernah
belajar tentnag menumansabahkan ayat. Hanya belajar mentafsirkan ayat saja.
Banyak ilmu-ilmu baru dan pelajaran yang
saya dapat bersama pak prof. Saya jadi teringat kepada ustad saya duku dipesantren
saya. Bukannya saya berniat untuk membanding bandingkan guru, tapi memang setiap
orang pasti ada kelebiahan dan kekurangannya. Ustad saya dulu adalah lulusan
dari pesantren salaf DALWA Pasuruan Bangil Jatim. Beliau mondok disitu kira-kira
belasan tahun dan disambung belajar ke Makkah, tapi bukan kuliah, hanya sekdear
ta’lim bersama guru-guru habib disana. Singkat cerita, jadi dengan latar
belakang pesantren salaf itu, beliau pun mengajar kami dengan ajaran-ajaran
salaf yang berbau habib/ahlul bait. Cara ajaran dan sistem belajar mengajar
beliau pun salaf, tidak berbau modern, jadi wajar jika lulusan dari pesantren
kami masih identik jadul.
Tetapi jika saya lihat pak prof, beliau
menggabungkan antara ilmu salaf dan ilmu modern formal zaman sekarang ini. Jadi
tidak monoton terpaku kepada agama salaf saja. Itulah kelebihan yang menonjol
yang saya rasakan. Orang jika hebat dibidang agama saja, banyak. Begitupula
sebaliknya, orang yang hebat atau mendalami hanya dibidang umum banyak juga. Tapi
di zaman sejarang ini jikalau kita mencari orang yang pintar pada keduanya
bukannya tifak ada, tapi jarang. Jadi dengan dipertemukannya saya dengan beliau
semoga paling tidak saya terkena imbasnya dan menjadi orang seperti beliau.
Amin ya robbal alamin.
Kembali kepada tugas munasabah, setelah
kami semua bagaimana tata cara mengerjakan tugas tersebut, barulah beliau
menyuruh kami untuk memilih masing masing individu tugas yang diinginkan. Saya
probadi memilih tugas dengan memilih tafsir al munir yang berbhasa arab itu
dengan alasan, karena saya lebih suka langsung belajar agama itu langsung dak
dari buku aslinya, t terjemahan atau bahasa indonesia, karena saya sangat suka
bahasa arab. Dan jugya jika mengerjakan dari bhs arab saya yakin akan menambah
wawasan tentang bahasa arab, meskipoun sebagian orang berpendapat malah dengan
bahasa arab itu akan klebi8h menyuklitakan .
Melalui mizan sebgau sekretaruis yuang menukiskan
anama-nama setiap orang yang memilih tugas tersebut, akhirya terbentuklah
kelimpok satu dengan tugas tafsir almunir yaitu kelompok yang terdiri dari,
saya, fikri, jajang, faisal, jadul, nisa, lia, sofi, bila, dan fikah. Saya
cukup beruntung juga karena saya lihat daeri kelompok yang sayadapat itu
berpotensi atau cukup elit dalam bahasa arab dan kepintarannya. ......
Pertemuan
kedua
Pagi harui stelah kami melaksanakan intensif, kami sudah
terbayang-bayang oleh tugas kami yang akan dicek poleh pak prof. tapi siapa
sangka, dalam waktu seminggu kami kelompok 1 sudah bisa membuat tugas
membukukan dan memberi minasabah serta kesimpulan kurang lebih 135 lembar. Dan
juga Alhamdulillah ada petemuan ini semua kelompaok teman teman kami juga sudah
menyelasaiakan tugas tugas ya tidak adayang molor.
Pada pertemuan ini juga , saya
melihat pak prof datangnya lebih awala pdaripada Minggu kemarin, mungkin beliau
bersemangat atau tidak sabar umtik melihat jasil dari yugas-tugas yang kami
kerjakan. Singkat cerita, setelah kami memulai pertemuan dengan
membaca do'a, beliau pun langsung menagih dan memeriksa tugas-tugas kami.
Terlihat antusiasnya wajah beliau dalam memeriksa. Ada sedikit hal juga dari
beliau yang saya amati berbeda dengan dosen dsen yang pernah menjadi guru saya,
beliau ketika melihat kesalahan dari mahasiswanya, beliau tidak segan-segan
langsung membenarkannya, tak seperti dosen dosen lainnya yang ketika salah
dibuarkan dahulu, setelah materi yang disampaikan slesai baru dibenarkan.
Memang mungkin masing-masingmasing orang berbeda cara atau pesepsi nya, tapi
saya sendiri mungkin lebih confong seperti beliau, karena selagi kita ingat untuk
membenarkan orang ,alangkah baiknya kita langsung memberitau, karena belum
tentu jika kita mengingatkan setela]ah orang itu menyelesaikan pembucaraannya
kita masih ingat dengan jelas. Terkecuali jka kita berada di dalam forum yang
memangbada peratuaran bahwa yidak boleh menyela pembicaraan orang terkait itu
untuk membenaerkan kesalahan atau tidak.
Kembali
ke tugas kami, setelah beliau memeriksa, ternyata masih sangat banyak kesalahan
dan kekurangan pada tugas kami, tetapi meskipun seperti itu, beliau tidak
pernah memarahi atau membuat kami merasa putus semangat, malah dengan kesalahan
seperti itu, beliau semakin memberi kami semangat dengan berkata, “ngga papa,
masih banyak pertemuan, masih ada 13kali penyaringan, wong saya aja ngarang
berkali-kalikali pembenaran.” Tutur beliau.
Di
sini, dari kesalahan yang terdapat pada tugas kami, mulai dari keselahan
sisitematis, harakat-harakat, kesalahan menaaik dalam bahasa Arab dan
lain-lain. disinilah kami mendapat banyak pelajaran dan ilmu-ilmuilmu dalam
menulis sebuah buku terlebih saya. Karena saya dulu ketika dipesantren tidak
pernah diberi atau terbekali oleh ilmu ilmu tentang kepenulisan. Biak itu tata
cara sistematuis buku, atau pun istilah-istilah-istilahistilah terkini. Jujur
saja, saya memang memiliki kekurangan dalam hal istilah-istilahisti;ah ilmiah
modern pada aman sekarang ini. Terkadang saya merasaminder juga kepada
teman-temanteman saya yang terbiasa berorganisasi, mereka memiliki kemampua
berbicara yang baik, dan tutur bahasa yang baik juga pengambilan kata-katakata
istilah yang bagus. Oleh karema itu saya sering diam di kelas, saya mrasa
tertinggaloleh tean teman saya.
Tapi
meskipun saya tertinggaloleh teman-temanteman saya, saya yakin bisa
menyamaimereka bahkan melebihi. Karena saya yang dulunya ketoika sebelum
perkuliahan sering merasa nerveous dan geemeteran dalam berbicara di depan
umum, sekarang syaa Alhamdulillah sudaah merasa lebih pede dan bisa berbicara,
laupun masih belum seberapa bagus. Tapi memang saya kira semua itu perlu
membutuhkan proses dan kebiasaan, jika kita sering berlatih bebricara didpean
umum, saya kira lama kelamaan akan terbiasa. Karena saya juga perah
berkonsultasi kepada prof alitentang masalah nerves dan monder etika berbicara,
beliau menjawb, “saya kira itu hanya ma bukan salah terbiasa, jila anda sering
berbicara lamakelamaan pasto terbiasa.” Seperti itunkata beliau. Tetapi saya
kira buan hanya masalah kebiasaan saja, tapi juag ada hubungannya sama
karakteristik pribadi.jikalau orang itu memiliki rasa peercaya dari yang tinggi
Isya' Allah akan gmapag, juga apabila seseorang memiliki kecerdasan atau
cekatan insya Allah juga bisa memudahkan proses berbicara di depan umum.
Pertemuan
ketiga
Terdapat rasa kecewa ketika kami
mendengar kabar bahwa beliau pak prof tidak bisa menghadiri perkuliahan ini
disebabkan beliau ada kepentingan. Tetapi walaupun beliau berhalanagn beliau
tetap bertanggung jwab atau tidak semena mena meningglakan kuliah. Disini
erdapat nilai plus dari beliau tidak ingin menyiaknyiakan waktu yang telah
diberikan dalam perkuliahan, beliau sangat menghargai waktu. Maka beliau
mengutus assistennya yaitu uastad ainul yaqin LC.
Nah
pada pertemuan itu, saya mengira bahwasahnya beliau ini pak ainul yaqin hanya
sekedar dosen biasa, tetapi apa daya ternyata salah perkiraan saya. Kesan
pertama saya ketika bertmeu beliau dalah cekatan dan ramah. Beliau fasih dalam
berbahasa arb dan baik ramah. Ketika beliau memperkenalkan sekias biografi pendidikan
beliau, beliau sempat mondok pada salah satu pesantren di surabya ,disitu saya
juga sempat melihat bahwa beliau tak jarang mengikutu lomba dan menjuarai lomba
tersebut.
Sempat
juga beliau singgung masalah calon atau jodoh belaiu bahawa beliay insya allah
sudah punya calon, dengan tujuan agar beliau bisa menjaga jarak kepada
mahasiswi disini. Bealiu juga cukup hebat dalam masalah keromantiosan. Belaiu
pernah ,memberikan kjepada kami nama nama dalamn bahsa aran yang artinya sangat
bagus dan enak diengar. Beliau punay simpanan simpoanan nama tersendiri uyn tuk
memberikan nama atau gelar kepada calon nya dan anak nanti insya allah.
Dari
tutur kata beliau mengenai pelajaran apa yang telah beliau dapat, tak jauh
seperti pelajaran yang telah saya pelajari dulu. Mulai dari dalii-dalil yang
disebutkan beliau, jadi saya pribadi merasa nyaman diajar oleh beliau, selain
penyempaian beliau yang enak lantang dan tegas, keyakinan dan pikiran saya bisa
dikatakan selaras dengan beliau.
Beliau
juga sempat menceritakan beberapa pengalaman yang eiau dapati ketika beajar
mneuntut S1 di kairo dalam jurusan Hadits. Ketika mendengar beliau dengan title
nya jurusan hadits, saya teringat dengan pesantren saya dulu. Karena disana
sempat juga diadakan jurusan seperit hadits, tafsir, fiqih, dan falaq. Tapi
sayangnya proker tersebut tidak berlanfgsung lama, hanya beberapa tahun saja.
Dulu
juga saya pernah ditaawarkan oleh pengasuh pesantren saya ketika saya ingin
melanjutkan SMA diluar setelah tamat SMP. Untuk melanjutkan studi ke SMANSA
pontianak. Tapi pengasuh saya berkata lain, beliau ingin saya melanjutkan studi
dipesatren tersebut karna nanti ketika saya tamat SMA akan ada jurusan
kedokteran di Yaman. Tetapi sayangnya lagi-lagi budget saya yang tidak
mencukupi untuk berangkat kesana.
Walaupun
seperti itu, tidak memutuskan semangat saya untuk melanjutkan studi
dipesantren. Karna jujur, yang namanya mondok di kota saya pontianak itu sangat
besar godaan dan cobaannya. Terutama dari teman-tean dari luar, tak sedikit
dari teman saya yang dekat sama saya. Ketika liburan mereka selalu bererita
tentang keseruan dan keindahan dunia luar. Seringakali saya mersa tergoda atau
tergugah hati saya untuk keluar dari peantren. Dikarenakan mereka teman –yteman
saya bisa bebas setiap harinya, mulai dari jalan-jalan, main hp, internetan
apalagi pada saat masa masa muda indahnya. Bahkan saya pernah beberapa kali
kabur dari pesantren untuk bermain ps dan internetan di watnet. Tapi
alhamdulilllah meskipun saya melanggagr seperti itu, saya belum pernah senakal
nakalnya seperti anak luar yang emamkai narkoba, atau minum bir, bermain judo
dan lain lain. Itulah perbedaan antara dunia pesantren dan dunia luar, selalu
ada hikmah yang bisa diambil pelajaran dari kejadian di hidup ini.
Ada
sedikit cerita ketika saya masih mondok dulu,
ter
INGIN
MENJADI PEMBUCARA DAN PENULIS
Terkadang
saya merasa merasa iri, iri dalam arti
ghibtoh, yaitu iri yang diperbolehkan oleh agama, ketika melihat prof ali.
Bagaumana beliau bisa menjadi penulis seperti itu, memberikan abnyak jasa
kepada jutaan orang, memiliki pengajian rutin diluar negri dan lain lain.
Munglin
kita jangan teralujauh meihat beliua, saya elihat salah satu sniior saaya di
css yaitu angkatan 2012 dari fakultas syariah yaitu handhika surbahkti.
Bagaiman beliau yang masih dikatakan usianya yang cukup muda uitu sudah bisa
sampai ke india berkat kegigihan dan presatasi bakat nya dalam public speaking
dan organisasi.
Pernah
beliau mengisi salah satu forum css yaiut share to care. Didalam pertemuan itu
adalah pertemuan pertama kali saya dengannya.
Dia memiliki skill dan tutur kata yang baik, dan juga memotivasi kami
untuk selau gigih disini. Dari intonasi, tutur wajah yang meyakinkan, suara
yang lantang, sangat membekasa di pikiran dan hati saya. Ada satu kalimat yang
membekas dipikran saya yaitu, “kalian ketika malas atau galau, kalian harus
ingat tujuan pertama kalain disruabaya
ini.”
KESEHARIAN
DI PERKULIAHAN
Ketika
pertama kali saya menginjakkan kaki di uinsa ini, ada sedikit kejanggalan yang
saya lihat terkeait keseharian baik terkait pergaulan, pergaulan dll. Tapi
menurut saya yang paling mencolok adalah tentang penghrmatan mahasiswa kepada
orang tua.
Dulu
ketika saya mondok, yang namanya anak muda epada orang tua itu sdah
penghormatannya besar, meskipun kota saya pontuanak tak seperti di daerah jaawa
yang masih banyak orang awamnya. Tetapi disini tepatnya di uinsa, saya kira
penduduk jawa ratarata penghrmatannya besar kepada guru guruya, ternyat tidak
juga, kurang lebih sperti orang pontianak. Mereka saya lihat ketika berpapapsan
bersama dosen dosen mereka tak terlihat rasa penghormantannya. Sperti bertemu
teman temna merka saja. Tak ada memberi salam, ataupun bersalaman. Tapi mungkin
saya berhusnudzon saja kepada mereka, mungkin mereka tidak ada background
sebagai anak pondoknya, karna buiasanaya orang yang takdzhim kepada ngurunya
rata rata dari santri saja. Tapimeskipun seperti itu, tidak menjadi alasan bagi
pelajar dari sekolah umum untuk tidak menghormati orang yang lebih tua darinya.
Memang mungkin para orang tua tidak menuntuut untuk dihormati, tapi paling
tidak kita sebagai murid atau beliau sebagai dosen kita yang memberi ilmu dan
mendidiki kita sudah sewajibnya kita memgjormati. ....
Pernah
juga ustad ainul yaqin ketika masih menemuh S1 di kairo ditanya oleh salah
seorang guru disana, dari mana asalmu? Maka beliau mejawab dari indonesia. Tuturnya.
Maka guru itu pun lngsung berkata masya allah
indonesia sebaik baik manusia. Maksudnya sebaik baik mnausia dsini dalam
segi akhlaq dan keseharian dalam pergaulan
UJIAN
PERTAMA
Kira
kira 3 hari sebelum kami melaksanakan ujian, ustad ainul yaqin, meminta kepada
kami untyuk berkumpul bersama guna membahs terkait tugas kami dan mengoreksi
kesalahan kesalaahn yang ada pada tugas tersebut
Tepat
disamping beskem kami yaiutu beskem
cssmora jalan wonocolo pabrik kulit.
Disitu kami berkumpul bersama jajang fikri jadul dan faisal. Juga ada munir
dari kelompok tugas tfsir yang lain ikut juga. Tetapi alangkah buruknya nasib
saya, ketika itu sebelum saya duduk di warung itu, saya tidak sengaja
menjatuhkan motr orang yang berada disamping sebelah bsepeda saya. Sampai saya
tidak berani mengucapkan apa apa kepada orang yang mempunyai motor itu, tamoak
marah saya lihat wajahnyam yang saya katakan hanyalah seuntai kata maaf.
Ternyata dai tidak hanya menerima kata maaf, dai ingin saya mengganti akan
spionnya yang opecah, jadi saya berikan duit yang hanya tinggal itu saja
sebesar 50 rbu. Padahal baru dikirikm oleh kakak saya.
Alangkah
malun dan sialnya nasib saya pada saat itu. Tapi ustad ainul yawain bilang
tidak apa apa, jangan karena duit ganti rugi dia menjadi tiodak rodhjo dan
beisa mencelakakn kamu kealk di akhirat dengan dia menuntu kamu. Maka ambillah
hikmah dari kejadian yang allah takdirkan kepada kamu.
Lanjut
kepada tugas kami, setelah kami berbincang pun beliau menjelaskan kesalahan
kesalhan yang terasdapat pada tugas kami, yaitu tentang masalah kesimpulan yang
kami buat. Disitu beliau cukup marah ketika melihat kesimnpulan yang salah satu
dari kelompok kami kerjelkan, karna membat nya dengan sangat singkat ntanpa ada
kejelsana lenbih lanjut ytentang kesimpulan tersebut. “untung ini masih saya
koreksi dahulu, saya nyakin kalau prof ali melihatnya beliau akan maraj” apa
apaan ini kalu sampai prof melihat beliau pasti marah melihatnya.
Banyak
juga kesalahan yang beliau benarkan, termasuk bahas bahasa arab yang masih
keliru, beliau berkata ini adalah pemerkosaan bahasa jikalau kita
menterjemahkan bahasa atau urutannbahasa arab seperti bahasa indoneswia. Ya
memang tidajk diragukan lagi dalam wawasan bahasa arab bealiu.
Malam
sebelum kami mengikuti ujian prof ali, saya bertama teman teman saya, jadul,
faisala, tidak bisa fokus belajar atau tidak bisa semaksimal teman teman
lainnya yang mungkin bisa fokus untuk belajar. Karena kami bertiga menemani
teman saya juga yang sedang sakit dan di opname dirumah sakit tepatnya di rumah
sakit bhayangkara tepatnya bersebelahan dengan polkda jati,m.
Memang
sahabat kami munir bukan malam itu saja dirumah sakit, kirakira sudah dua hari
dia dirawt distu, pada malam itu suasana dirumah sakit lumayan nyaman karna
dingin dan sunyi tanpa suara, akan tetapi tempat utuk tidur dan menemani nya
kurang luas, jadi kami terpaksa tidur dilantai tanpa beralaskan apapun. Saya
juga sempat duduk diluar melihat lihat sekeliling dan mencaru udara. Tetapi tak
bertahan lama diluar, karena sangat banyaknya nyamuk yang ganas. Nyamuk disini
jugatalk speeti nyamuk di pontianak. Sudah saya rasakan beanya, disini yang
saya rasakan nyamuknya lebih ekstrim dalam arti ketika nyamuk itu baru hinggap
di badan, saya langsung merasakan sakit.
Mungkin nyamuk itu d=tidak mengambil ancang ancang untuk mengisap darah,
ketika nempel langsung menusuk. Jadi memamng luiar biasan di surabaya ini,
harus pandai beradabtasi dengan lingkungan ini, mulai dair orang porang cuaca,
dan lain lain.
Bahkan
dalam cuaca saja, kalau saya bandingkan dengan pontianak, sepanas panasnya kota
piontianak yang berada tepat pada garis khatulistiwa yang terkenal pansanya
itu, masih panas surabaya bagi saya, karea
mungkin efek padatnya kota inim sehingga saya merasakan sesak ketika berada
disini, gerah, dan cepat berkenringat, berbeda dengan pontianak, mesikpun
disana panas, tapi pansya tidak membuat sesak.
Tetapi
walaupun disurabaya ini cukup panas, menurut saya disini pansnya tidak membuat
kulit cept hitam, verveda edebgan pontianak, pontianak panasnya itu alami
langsung dari matahari, karn apolusi atau kepadatan disan tidak seperti
disini.bih cepat menghotamkn kult. Tapi alhamdulillah, meskipun disini panas,
atau , padat , sesak, saya selalu bersyukur artas apa yang tealh ditakdirkan
oleh allah menatapkan saya melanjutkan studi disini.yang namnya menuntu ilmu
pasti ada riuntangannya, tidak ada proses yang lancar, meskipun hasil saya
tidak memuaskan kelak, allah melihat kepada proses, seperti yang prof katakan
kepada kami.
Juga
pada malam itu, saya tidak bisa tidur dengan nyenyuak, entah mengapa saya
pribadi, jikalau tidur dutempat baru, agak susah beradaptasi. Saya gellisah
tidur, disamping memikirkan besok ujian tafsir,
pasien disamping saya juga sedikit gelisah juga. Jadi saya memutuskan
untuk tidak tiodur sampai kira kira pukul 3 subuh. Disitu saya si malam saya
dengan membaca tafsir almunir guna mempersiapkan ujian besok. Alhamdulillah
pada ujian ini materi nya pas dengan materi yang saya kerjekan sehingga
mempermudah saya untuk mempelajarinya. Hadi saya hanya mengulang ngulang saja
Juga
saya lihat teman saya yang satu kelomnpok dan satu partner keja materi, dia
berlatuh menulis arab dan menghafal
disamping saya. Tapi itu tidak bertahan lama saja, berpa menit ketika dia
sedang berlatih menulis dia pun langsung
terlelap. Memang jadul orangnya cepat terlelap sehigga waktu yang dia gunakan
untuk belajhar tidak banyak. Berbeda dengan saya, saya pribadi ketika
mengerjakaj sesuatu, tak ganpamg terlelap, juga ketika saya sudah trelap saya
sangat sensitif atau cepat terbangun ketika mendengar suara suara kecilkah atau
besar
Tetapi
dengan saya cerita seperti bukan berarti saya mengeluhn atau tidak ikhlas dalma
menemani saudara munir, walaupun waktu belajar saya terkurang menurut saya persaudaraan
tak kalah penting dengan perkuliahan. Singkat ceritam, padi pagi harinya, kami
bangun adari rumah sakit kira2 jam 5,dilanjutkan dengan sholat shibuh, kami tak
sempat melakukan jamaah karna ada beberapa teman saya yang sussah dibangunin,
jadi kami melakukan secara sendiri sendiri. Stelah saya sholat, langsung saya
bangunin jadul untuk msholat, disusulo oleh faiasal. Kira2 sampai jam stegngah
enam kami selesai sholat dan siap siap, tetapi lagi lagi kami mengkorbnankan
waktu iintensif kami untuk menjaga munir, ada sebagian kami yang mengurus surat
dan obat iobatn munir, ada juga yang membeki makanan. Makanan disini lumayan
jauh dari rumkit tersebut, jadi memakan waktu yang panjang.
Dan
alhamdulillah juga, pada pagi harin itu kira kira jam 6, ustad zinul yaqin
menyempatkan diri untuk menjenguk munir dan membelikan makanan untuk munir.
Walaupun malam ketika pertama kali munir masuk rumah sakit iutu, beliau
langaung menyempatkan diriuntuk menjenguknya, padahal beliau baru datang dari
malang. Disini saya menilai beliau sangat peduli kepada kami anak anak
pbsbs, sepert halnya prof ali
memperdulikan kami. beliau sengat empati lep[ada kami, beliau juga memiliki
allasana tersendiri mengapa beliau sampia sepeduli ini dengan kami.
Beloaiu
pernah bercerita, ketika sedang menempuh S1 di kairo, bahwa beliau sangat
dihargai atau diperhatikan olehh gugru guru nbeliau disana, karena mereka
berfikir bahwa ini adalah orang yang dari jauh susah payah datang unutk menuntu ilmu. Karena nabu pernah bersabda
bahwa ornag yang menuntut iklmu itu d sangat dimuliakan ioleh allah. Apalagi
yang jauh jauh daerah datang mengkornbankan waktu tempat untuk menuntu olmu,
tak sembarang orang seperti nini. Oleh karna itu para guru yang mnegrti akan
penuntu imu niscaya sangat menghargai mereka.
Kembali
ke erumah sakit, setelah beliau menjenguk da munir pun beliau pamit kepada kami
untuk kek kampus karn a beliau tidak uingin terlambayt bersama prof ali karna
malu. Kemudian kira kira jam setengah 8 kami berangkat bersama sama ke kampus dengan
berkalan kaki. Kira kira 15 menit kami sampai dikamkpus, dan kami tidak semoat
mandi karena waktu yang terbatas. Ketika kami sampai dikampusn , saya melihat
prof sudah berada dikelas, saya berfikir akan diusir dari kelas keterlambatan
kami.dulillah, mungkin beliau mashin memaafkan kami. meskipun kami belum
meyanmpaikan alasan kanpa kami telat
Tapi
teman kami yang ditunggu tunggu dari tadi yaitu rifqi, sudah kira kira telat
sekitar 15-20 menit karena ketiduran tidak ada yang membanguninnya, memang kamar
dai dikantai 5 dan sendirian sehiungga agak sausah ubtuk dikunjungi. Akhirnya
setalh 15 menuit perkuliahan pu n dia datang, tapi siapa sangka ternyata palk
prof bertanya kjeodanya .”maaf mas sekarang jam berapa?” tanya beliayu “jam
8:05 ppak” jawab rifki “nah silahkan
tutup pintu dri luar, saya kikra sudah menjdai kontrak belajra kita bahwa siapa
yang datng telat lebnih dari batas wajtu yang dietatpkanb untuk keluar dan
tidak mneghadiri kuliah tersebut.” Jawab beliau tegas. Kami pun sebagi temannya
juga merasa tidak enak dan bersalah kepadanya. Suasana jelas oun menjadi
tegang, tapi biarpun beliau mengusir rifki, bukan berati beliau merah lama,
beliau hanya memberi pelajaran kepedanya juga kepada kami agar tidak ada lagi
keterlambatan dalam perkuliahan ini. Beliau mengjari kita agr disiplin waktu.
Sebelum
memulai perkuliahan, beliau sempat melihat lihat dan mememrikas kembali tugas
yang kami revisi ndari minggu lalau, sehingga tidak membuat kami terlalu
tegang, jarena beliau juga sempat membawa suasana kelas ceria dengan sedikit
can da sdan senda gurau. Beliau juga sempat menanyakan tentang tulisan kami,
dan menanyakan hal hal apa ynag menjadi keluha atau hambatan. Disutu sempat
beliau pak prof bertanya kepada salah
satu teman kami, yaitu syarif, apa hambatan nya......
Setelah
beliau bertanya kepada kami pun, langsung disambung dengan ustad i=aizul yaqin
yang menyampaikan usoal soal ujian yang dibuat oleh beliau sendiri. Jantung
merasa berdebar debaar kaerena ini dakah ulanagan pertana kami, kami juga tidak
tau saperti apa soal ujian tafsir bki ini, yang oertama kaena memang belum
pernah diujikan, dan yang kedau karena yang membuat soal bukan prof ali juhga.
Setelah
soal demi soal dibafakan pun ada bebearpa keluhan dari jami, yaitu beliau
membaacdakan nya secara cepat sehingga kami tidak terlalu jelas dan berfikir
secara matang untuk menjawab. Tapi alhamdulillah setelah waktu habis, saya menelesaikan
ujian tersebut lanacar dan alhamdulillah tidak mencontek. Lembar kertas jawaban
pun ditukarkan kesebelah teman masingmasing. Tepatnya dismaping saya kurniawan
sebagi pengoreksi jawaban saya.
Mulai
dari soal 1-20 alhamdulillah syaa masih belum menemukan keaslhan pada jawaban
saya, saya yakin pada waktu itu mendapat hasil 100, tapi sayang sekali ketika
sampai pada soal 25 terdapat 2 kesalahan sehingga harapan saya pun pupus. Usai
mengoreksi ustad ainul yaqin punh membaca absen untuk memasuki nilai nilainya.
Ternyata bukan saya saja yang taunggi, masih banyak teman teman saya juga yang
tinggi. Terlebih dengan tema saya lia. Ketika dibacakan namanya kami sekelas
terkejut jarena dia mendapoat nilai sempurna tanoa salah yaitu 100. Memang saya
melihatnya dari smester lalu seringf mendaoat nilai tinggi dan memang dia cukup
pintar dan rajin. Tak heran jika dia mendapat nilai nilai tinggi diperkuliahan.
Setelah
mengambil nilaipun prof ali menyampaikan beberapa pemasukan singkat dan
langsung diambil alih oleh ustad ainul yaqin. Ustad kembali menjelaskan tetang
materi ujian berikutnya. Takn jaranga beliau menyampaikan poin poin yang
pentungntentangn maslahat masyarakat zaman sekarang ini. Mulai dari masalah
agama sampai politik. Beliau pernah beragumen keras tentang ustad ustad
sekarang yang menjadi pedoman oleh masyarakat, ataupun imam sholat dam khotib
jumat. Beliau berkayta, “saya sangat setuju apabila opada zaman sekarang ini
diadakan sertifikat ijazah untuk menjadi ustadz, karna tak sembarang titel ustadz
itu digunakan.” Tutur beliau. Disini saya meliahta beliau menyampaikan itu tak
smebarang berkata. Dari wqajah yang merah dan sura lantang tampak beliau bgenar
benar tidak suka dengan orang orang sembarang yang menjadi khotib atau ustadz
ataupun imam sholatb yang tidak tahu bahasa arab, sehingga terhadi banyak
kesalahan yang fatal. Jaran bahasa arab jika salah sedikit bisa berakibat fatal
dan bahkan bisa sampai memurtadkan orang, seperti yang pernah beliau sampaikan
tentang kalimat laa ilaa hailla allah. Disini imam cenderung berzikir dengan
membaca setengah setengah sehingga hanya menyebut kata laa ilaaha allah, yang
berarti tiada tuhan allah.
Nah inikan
sudah jelas artinya meniadakan allah, maka alangkah bahayanya jika kita
beribasdah atau menjadi imam sholat sedang kita tidak tau bahasa narab. Maka
disinilah nilai penting yang perlu kita ambil pelahkaran. Bahwa orang sekarang
seing meremehkan tentang bahasa arab. .....
Pernah
juga beliau menjelaskan tentang ayat alhamdulillah rirobbil alamin dalam surah
alfatuihaj. Kebetulan pas itu sedang membahas mnasalah islam adalah agam apenuh
kasih sayang dan rahmat, seadangkan orang orang sekarang berkata islam adalkah
agama teriris, keras radikal dan lain lain. Padahjal sudah jelas beliau
katrakan, coba kita renungi ayat ini, mulai dari bismillahirrohmanirrohim,
mengapa allah tidak mengatakan bismillahiljabbarilqohhar? Kalau memang islam
adalah agama jihih sad agam keras perang dan lain lain pasyti allah mengaktan
seperti itu. Tapi tidak, beliau tegaskan lagi islam adalah agama penuh kasih
sayang. Termasuklah ayat alhamdulillahirobbil alamin yang diapit oleh kata
arrhamonirrohim pada sebelum dan setelah ayat tersebut.
Sungguh
jika kita renungi lebih dalam tentang alquran dan agama allah sangat banyak
rahasianya. Hanya orang orang yang bertafakkur fdan bertadabbur dalam alquran
lah yang akan merasakn hal hal luar biasa dan menyadarainya.
Beliau
memieliki wawasan yang sangat luas tentang agama, sehingga kami pribadai saya
sangat senang diajar oleh beliau, kjarena doisamping pelajaran materi, beliau
juga diselingi oleh cerita ceritaa, seperti tentang sahaabat, nabi dan syamail
muhaammad. Saiapa yang tidak senang ketika diceritakan kisah dulu tentang
sahabat. Pernah juga beliauy bercerita tentang sahabt umar bin khottob yang
ketika itu masioh ememluk agama kafir. Beliau bercerita bahwa umaar adalah
sahabat nabi yang paling pandai bergulat, karena ketika detik detik umar
memeluk islam itu, beliau mendengarkan adiknya membacakan alqiuran dalam kamar
sehingga membuat hal itu marah kepadanya. Maka umar langsung membuka pintu dan
memarahinya, disitu terdapt ipar adiknya umar yang menghetnikan umar ketika
marah, sehingga ipar tersubut pun dibanting oleh umar.
Dengan
gaya beliau ustad aunul yaqin berceruta saya sudah dapat dengan jelas
membayangi kejadian tersebut, karna beliau berceruta sangat menjiwai. ....
Pernah juag beliau menyampaikan tentang dosa apa yang
paling besar setekah dosa dosa besar sperti kufur kepada allah dan alinn lain?
Karen aps ketika itui beliau nsedang menjelaskan tentang ayat ayat negkufurkan
tuhan. Kami semua mencoba menjawab tetapi jawaban kami semua salah. Termasuk
jaawban darki mizan sofi dpadahal dusah beliau iming imingi unyuik mentraktir
apabila ada yang bisa menjawab pertanyaan tersebut. Ternyata yang benar adalah
bahwa dosa yang palin gfbesar setelah dosa dosa besar adalah putisa asa akan
rahjmat allah.bahwa allah tidak akan merahmatinya lagi. Padahal sudah jelas
bahawa rahmat allah kepada makhluknya sangat luas. Disini letak dosa besarnya.
...
UJIAN
KEDUA
Tak
tersa seminggu telah berlalu, padahal baru saja kami merasa bertemu prof ali
ternyata sekarang sudah bertemu lagi. Pada pertemuan kali ini kami akan
malaksanakan ujian kedua yaitu diambil dair materi tafsir al azhar.
Tapi
sebelum itu, seperti biasa prof ali mengoreksi lagi akan tugas kami. dan
ternyata klagi lagi masih bnayak kesalahn yang didapati oleh beliau tentang
kesalahan urutan sistematis dan harakat-harakat. Disini beliau sangat teliti
dalam mengoreksi, tidak sembarangan =, beliau ingin ketika kita keluar dari
sini sudah bisa membuat karya cipta.
Setelah
beliau mengoraekisi tigas kami pun bekliau mneyrahkan watu sepenuhnya bkepda
ustad ainul yaqin untuk melaksanakan ujian rutin tiap minggunya. Sebelum ustad ainul
yaq in memulai ujian, bliau betrkata
“insya allah pada ujian ini todak semuamya mendapat 100 karena soalnya lebih
berboboit” tuturnya sambil bercanda.
Maka
saoal demi soal pun dibacakan, memang sayan mendengar soal ini lebih berbibot
karena pada soal kali ini lebih ditingkatkan dalm msalah ketelitisnnya. Terdapat
baynak soal soal yang menjebak sperti kealahan dalam nama atau perawi. Jika
ragu sedikit saja bisa jadi salah. Nilai kami sekelas yang minggu lalu itu rata
85 keatas sekarang jadinturun menjadtu 75 kebawah. Tak sembarangan beliau
membuat soal. “saya kira ini adlah kelas yang berbibot sehibgga soalnya nya pun
harus berbobot” tyutr prof ali.
Tetapi
lagi lagi pada ujian ini yang tertinggi adalah lia lutfiana, walaupun tidak
seratus tapi dai menjadi orang yag berkesempatan untuk berfoto bersama prof
lagi. Bagaimana prof tidak mengappresiasikan dia. Tapi meskipun seperti itu,
betidak berarti beliau prof ali menganak emasakan dia. Justrui beliau malah
terus meanmbah semnagta kepada kami yang nilainya rendah terutama kepada yang
paking rendah juga seperti prof ali. Beliayu memberiokanm hadiah sebagati
poenunjang untuk kedepannya tidak menjadi nrendah blagi, menjadi lebih bbiuak ,
bahkan menjadi yang tertinggi.
Sudah
menjadi kewajiban bagi neliau untuk memotovasi orang orang yang mnenjadi
peserta didik beloau, karna beliau mempunyai prisnsip bahwa dalam mengajr itu
seoarang guru bukan menelanjangi peserta didik melainkan memotivasi dan
menyemangati. Dengan semangat dakwahnya beliau meskipun mengidap m=oenyakit tidak
membuat beliau putus semangat. Kedisiplinan beliau memang tidak diragukan
Bahkan
saya pernah tidak sengaja berpapasan dengan beliau ketika saya menuju pesma
bersama raqhmat teoatya pada depan fakiltas tarbuyah, saya melihat beliau
menggunakan spedea ke kampus, subhan=allah . orang semulia dan sealim beliau
datang jke kampous menggunakan sepeda. Disitu ketajk ketwadhuan beliau juag.
Maap maap bukan seperti yang kita bayangkan mungkin meskipun sepeda paling
tyidak speda seoeda mahal. Ternya ta tidak. Sepedda yang saya lihat adalah
sepeda sepeda biasa, bukannya saya merendahkan, tetapi belkiau kalau mau memaki
monil, tapi mengapa beliay tidak menggunakannhya ?
Ketika
masuk kekelas pun beliau sedikit menyinggung masalah kkenapa beliau memaki
spedea, semopaty juga beliau menyebut nama saya yang keyika diajaln berpapasan
bahwa saya adalah saksi yang melihat beliau menbggukankan sepeda. Beliau
menggunakan sepeda beralasan bahwa kaki beliau terdpat penyakit untuk
menyembuhkannya harus duibawa bvergerak. Makanya terkadang ketika mmengajar
dikelas sesekali beliau duduk dayas nmeja, atau nmenggereakkan kaki beloiauy
supaya tidakmsakit.
Sungguh
treladan yang baik yang bisa kita ambil, tidak perluy melihat jauh jauh ke
zaman zaman dahulu atau orang orang alkim tedahulu. Cukup sesosok beliau kitra
jadikan teladsan dalam keseharian kita. ...
Ketika
usai bekiau mengambil nilai, pak prof pun menyambung percakapan dan menanyakan
tentang ujian kakli in. Jarang sekali beliau menanyakan sepeti, tidak hanya
orang orang tertentu, tetapi keseleuruhan ssekelas beliau bertanya, mulai dari
absen 1-30 semuanya ditanya. Ketika bertanya juga beliau menanyakan hal hgakl
yang berkaitan dengan kami. entah dartimana beliau tau tetang kami, padahal
saeu saya kami tidak pernah vercerita apapa kepada beliau, tapi beliau tau
kelebihan dan kekurangan dari setiap masing masnig kami.
Contoh
spertu saya dan fikri, beliau menyatakan bahwa kami lumayan hebat dalm berbahsa
inggris, bukannya saya sombiugn, tapi alhamdulillah saya memang cukup suka dan
tau tentang bahsa iunggris. Beliau juga sempat bertanya tentang orang tua saya
yang meninggal siapa? Ayah atau ibu? saya pun menjawab, ayah pak. Lantas beliau
menjawab, kesuksesan itu tidak harus disertakan kehadiran sang ayah. Sekali
lagi beliau memberi masukan kepada saya dan meyakinkan saya bahwa saya opasti
bisa menjadi orang sukses walaupun tidak disertakan kahiran ayah saya.
Bahkan ada pertanyaan pertanyaan yang
mengherankan saya, seperti, pertanyaan beliau keapda jajang. Beliau bertanya
“maaf ya sebekumnya, juang kamu biasa setelah meamakia sarung apakah =kamu
melipatnya kembali?”. Maka saya meloihat waqjah ajajng sedikit merah dan malu.
Entah apa yang dimaksud oleh beliau.
Juga
sampai jkepada absen rifqi, beliau bertanya, “rif bagaimana gatal gatalmu
apakah sudah sembuh?” Sampai masalah gatal-gatal pun disinggung oleh
beliau, apakah masih kurang bukti kepedulian beliau kepada kami anak pbsb
angkatan 2014? . beliau juga bertanya, apakah bapak anda pernah menanyakn hal
gatal gatal ini kepada anda ? maka rifqi menjawab, “tidak pak”. Nah ini siapa
yang lebih poeduli kepada anda, saya atau bapak anda? Tutur beliau sambil
bercanda.
Lanjut
kepada absen siti khairunnisa, disini beliau bertanya tentang nilai nilai yang
diperoleh olehnya mulai dari ujian pertama. Maka nisa menjwaab, sekian sekian
dan yang terakhir adalah 65, akan tetapi disebutkan oleh ustad ainul yaqon 56.
Nah diini terdapat kekeliriuan akan tetapi terbenarkan oleh kejadian oproif ali
tersebyut karna bertanya tentang nilai “suibhanallah sampoai seperti ini allah
menyusun skenario agar nilai kamu terselamatkan”. Maka susasana dikelas itupun
menjadi sejuk dengan perkatyaan beliau. Memang terjkadang tajkdir atau skenario
allah itu begitu indah. Tidak ada yang namanya dalam kehidupan inii. Semua
tekah direncanakan oleh allah. Sebaik baik seberapa ushan kita merencanakan
sesuatu allah memiliki rencana yang jauh kebih baik keda kita. Oleh karena
ituselalulah berdoa kepada allah agar ditetapkan mendapatb nasib yang baik
Bebiara
masakah doa,aya jadi teringat dengan perkataan salah seorang ustad zsaya
dipesantren dilu, beliau berkata “berdsoalah kalin sebanyak banyak nya, karena
walaupun doa kalian tidak dikabulkan didunia niscaya kelak dikhirat akan
dikabulkjan” ada cerita seseorang yang ketika meninggal kerlaj ketikan dihisab
kebningungan akan ganjaran yang didapat
oolehnya. Maka dia bertanya kepada allah, “wahai allah, apa ini ? padahl
saya tidak atau jarang beribadaha kepadamu?” maka allah amenjawab” ini adalah
ijabah atas doa doamu yang belum dikbuilkan dulu ketika didunia, maka aku
kabulkan doamuaasekarang.” Luar biasa bukan ? terkadang kita meremhakn berdoa,
padahal apalah suisahnya berdoa, hanya mengangkat tangan dan mnemihon kepada
allah denga n syarat benar benar merasa
ikhlas dan tulusndalam meinta kepdeanya.
Oleh
karena itu, marilah kita senantiasa berda kepad allah. Yakinlah, walaupun doa
kita bleum dikabulkan, niscaya labat atau lama pasti dikabulkan. Katrena allah
tahu kapan kita layak m,enapatkan apa yang kita minta.
Kembeali
ke perkuliahan, setelah beliau menanyakn beberapa j=hal kepqda masing masing,
tiba tiba beliau melihat kle sofi bahwa dai sedang memaionkan hp, maka seketika
itu pula beliau bertanya kepada sofi” sofi kamu lagi main ho ya ?” sofi pun
menjawab dengan wajah cemas dan keraguan “iya pak” tuturnya. Seketika itu prof
ali langsung mkenyuruhnya keluar dari kelas dengan wajah merah. Sofi pun tanpa
sepatah kata langsung keluar dari kelas, siapa juga yang beani menyanggah
oimongan dari beliau.
Maka
suasana dikelas pun menjadi tegang dan kecemasan. Saya sendiri tidak tau pasti
apakoah belaiu memaqang benar benar marah atau hanya sebagi pelajaran supaya
kita menghargai guru yang sednag mengajar atau berbicara. Tapi yang saya liat
ternyata btidak, beliau setekah itu berkata sebenarnya saya bukannya benci atau
marfah kepada kalian, lkita kan memang sudah mengadakan kiontarak belajar
bhahywa ketika perkuliahan berlangsung dilarang memainkan hpo kecuali saya
suruh. Dan apaibila ada ynag melanggar konsekuensinya keluar darti kelas. Iyato
? kami pun mengiyaka pernyataan beliau
Ketegasan
beliau juga tidak main main. Jika kata beliau maka hatus a, saya kira beliau
tidak semena mena mengambil keputusan begitu saja. Sudah banyak penimbangam
yang beliau lakukan untuk mngambil keputuamn. Jadi wajar jika saat itu sofi diusri dari
kelas
Setelah
bebeerpa menit sofi keluarpun beliau juga keluar karena perkuliahannakan
dilanjutkan oleh ustad ainul yaqin, seperti biasanya membahas materi yang akan
diajdikan kuliah pada minggu mendatang. Beliau menyuruh kepada setioap dari
perwakilan kelompok untuk membacakan ayat ayat dan tafsir serta munasabah untuk
diperhatikan apakah bacaannya bagus karean akan diajadikan nilai plus kelak.
Karena
kondisi kelas yang cukup ribut pun, beliau berkata, “teman teamn jika kalian
ingin menjadi pembicara yang baik, jadilah oendengar yang baik.” Kata kata ini
sampai sekarang selalu jadi motivasi saya, karena banyak orang yang hanya
menuntu untuk menjadi pembicara hebat oadahal dia tak pernah mau mendengarkan
aopa yang dibicarakan orang lain. Memang ini adalah hhukum allah, juga berlaku
“jika engkau ingin menjdai penulis yang hebat, juadilah pembaca ynag hebat.”
Ibarat kita harus menghargai orang maka kita akan dihargai. Sungguh Allah maha adil atas seghala cipatannya.
Subahanallh.
Di
akhir pertemuan juga saya sempat bertanya kepada beliau terkait masalah lintasan
lintasban hati seperti iri / hasud. Saya bertanya “apakah jika kita pernah
merasa dalkam hati kita perasaan hasud atauu iri itu akan memakan kebaikan
kita, walaupun kita belum mewujudkan oerasaan tersebut dalam bentuk tindakan,
atau dalm hati saja? Karna saya kira manusia takkan liput dari yang namnanya
bisikan bisikan hati baik yang bagus maupun yang jelek. Maka beliau menjawab
dengan cerita sahabt ketika bertaqnya keada nabi tetkait masalah bisikan hati
juga, maka nbabi bersqabda dalam ayat alquran .....
UJIAN
KETIGA
Pada
ujian ketiga ini materi yang akan diujikan adalah dari materi tafsior ibn
katsyir tepatnya dari kelompok mizan dkk.
UJIAN
KEEMPAT
kembali lagi kepada matri kami yaitu tafsir almunir
yang akan dijadikan refrensio soal uijian kali ini. Disini lumayan banyak juga
halaman yang dijdikan refrensi kurang lebih 30 halaman dengan berbahsa arab.
Pada
kesempatan kali ini beliau prof ali berhalngan juga untuk datang karena ada
kepentingan di jakarta, tetapi meskipun tak datang, beliau menyempoatkan diri
unutuk menelpon kami melalui hp nya ustad ainuk yaqin dan berbicara langsung
kepada kami dengan loud speaker. Disitu neliau menanyakan kabar sekaligus
memberi motivasi bahwa kami poasti bisa mendapatkan nilai yang baik poada
kuliah ini.
Kurangt
lebuih 15 menit beliau berbicara beliau pun menutup pembicaraannya karena waktu
yang terbatas. Kami pun bersiap untuk melaksanakan ujian. Disini ustad ainul
yaqin berinisiatif untuk mengubah pola bangku yang disusun dikelas untuk
merapat kedinging masing masnig, sehingga saling bertatapan dan memeperkcil
kemungkinn trerjdadinya penyontekan.
Saya
akui , ujian ini adalah ujian tersulit yang saya hadapi, karena juga disini
saya mendapatkan nilai yang sangat rendah, yaitu 53. Saya sangat merasa malu,
memang ini juga kesalahan saya krena kurang membaca dan belajar akan materinya.
Saya kirta saya pantas untuk mendapaytkan mnilai tersebut sebagai pelajaran kepada
saya
Tapi
saya sempat heraqn juga dengan teman saya mizan. Dulu keytika semnester satu
yang saya tahu ketika melaksanan ujian ujian dia adalh orang yang cukup pintar
dan cekatan dalam menjaab soal. Ip nya pun cukup tinggi. Tapi enath mengapa
pada semester ini saya melihat mulai dari ujian pertama sampai ujian keepmat
ini nilai dia tak sebaik semester lalu, soperti ada penuruan. Mungkin saja dia
sedang fokus kepada hal lain sperti lomba lomba dan lainnya terkait maslah
jurnalistik. Karejna saya melit nya baru baru ini sangta sinuk dengan
laptopnya. Saya juga tidak ingin kepo fudhul istilah bahasa arabnya dengan dia.
Berbicara
tentang mizan saya jadi teringat terhadpa pertanyaan pak prof yang bertanya
kepdanya terjait maslah oprang tua. Pak prof bertanya “mizan, apakah anda
kurang dekat sama orang tua anda?” mizan pun menjawab “iya pak saya tidak
terlalu akrab dengan bapak saya.” Dengan alsana tertehntu dia menjawab. Sketika
itu pak prof menjawab, kamu tidak boleh sperti itu. Meskipun mungkin bapak kamu
keliru, klo bukan karena bapakmu kamu tidak akan ada di dunia ini to ? tutur
beliau. Mungkin saya tidak terlalu mengeri jika membahas tentang bapak, kjarena
saya dari kevil sudah ditinggal oleh bapak saya .
Jika saya
bandingkan nilai saya dengan teman teman saya yang lainnya, bisa dikatakan sya
termasuk urutan dibelakang, karena nilai saya cukup rendah. Tidak seperti lia,
fikri, jajang yang sampai sekarag belumpernah menjama angka 60 dalam ujian.
Sedamgkan saya sudah pernah mendapat nilai 63 dan 55. Terkadang ada rasa sesal
dalam hati ini mengapa saya tidak tekun dalam belajar. Tetapi saya teringaty
perkataan atas perkataan pak prof, kamu tidak boleh atas apa yang kamu perbuat
kecuali taubat. Karena apa yang kita dapati pasti sesuai proses kita. Seperti kata
ungkaoan “proses takkan mengjhianati hasilnya” seperti itu.
Jadi
dengan menyesal hanya akan membuat kita merasa patah semangat damn membuang
buang waktu. Alngakah baiknya jika kita melakukan kesalahan kita langusng membenari kesalahan dan berjanji untuk tidak melakukannya lagi. Mungkin seperti
itu yang dimkasudkan beliau bahwa menyesal itu haram hukumnya.
PERTEMUAN
/ PERKULIAHAN HARI SABTU
Ketika
di dalam perkuliahan, sebenarnya ustad ainul yaqin hanya ingin menyarankan
kepada kmai untuk mmenambah kegiatan belajar mengajr terutama dalam bidang
bahsa arab. Jadi beliau mibta secepatnya diterapkan guna menambah waawsan, bagi
yang ingin ikut saja, yang tidak juga tidak apa apa.
Akhirnya
setekah kami memusyawarahkan waktu kami pun memilih harui sabtu pagi jam 7,
memang awalnya hanya bagi yang ingin saja, tapi ketika pak prof mengetahui ahl
tersebut pun diwajibkan untuk menghadiri bahkan dihjitung sebagai
perkuliuahan. Tetapi kami tmen dengar kabar tersebut terutama saya tambaj
semnagt saya, karena memnag mungkin dalam peneapan atau berbicara saya cukup
bisa tapi dalam maslaah nahwu saorof saya masih sangat kurang, plehn karen itu
saya berharap pada jam tambahan ini saya mendapat wawasan dan ilmu klebih
terkait bahasa arab.
Pada
pertemuan pertama sabtu pagi itu, saya berhalangan ikut dikarenakan saya
menghadiri acara kongres PSSI untuk mengisi paduan suara disitu. Sangat banyak
pengaklaman yang saya dapat sejak saya berada di jawa sini. Mulai dari teman,
ilmu, guru guru dan lingkungan.
Dulu ketika saya masih di pontianak,
demi allah saya tidak ada pikiran atau bayangan bakal bisa menjejakkan kaki
dijawa sini tepatnya disuranbya, apalagui melanjutkan studi. Kareena dari
pertama saya melaksanakan tes hanyalah saran dari guru saya semata, saya tudak terlalu
berminat, bukan saya tidak tertarik, tetapi saya berfikir bah wa seperti
mustahil akan bisa lolos, saya tidak memiliki basic yang bagus dalam ilmu
formal, sedangkan saya hatus bersaing bersama seluruh xzantri seindonesia.
Siapa yang tidak kecil hati ketika menjadi saya. Karena saya tegaskan lagi
bahwa opesnatren saya adalah pesntren salaf yang tidak begitu memperhtikan ilmu
umum atau firmal.
Tetapi apa kata takdir? Apa yang
allah rencanakan yternyata berbedan, saya yang awaknya berfikiran mustahil ternyata
sekarang saya telahbtinggakl din surabaya jurabg lebih 9 bulan. Tapi saya
sangat yakin saya luus dari sleksi itu berkat doa ibu saya.aya berani sumpah
semua in i berkat ibu saya, jika bukan karenanya saya tidak akan bisa smapia
sejauh ini. Pesan ini juga saya sampaikan jepada teman teman saya, bahwa
percayalah kalian semua lulus disni berkatb doa orang tua terutama ibu ibu
kalian.
Sampai sejauh ini allah menyusun
skenario hidup saya yang openuh kejutan yang tidak diduga duag. Hanya orang
yang bertfakkurlah yang meluar biasakan” sepertinitulah kata uistad ainul
yaqin. Jika kita hanya menjalani hidupn ini semata tanpa bertafakkur akan
kejadian dan ciptaan dialam semesta ini, nbiscaya kita akan susah dalam
mengagungkan dan meluarbiasakan ciptaannya. Akan tetapi berbed dengan orang
yang selalu bertafakkur, tafakkur dalam ciptaan allah, bukan dzat allah. Mereja
akan merasakan bahwa alangkah hebatnya ciptaan dan takdirmu ini ya allah. Dan saya
juga mersaakn seperti itu. Seringkali saya bertafakkir akan perjalanan hidup
saya, dan juga orang orang hebat disekitar saya. Dan dengna iti sering membuat
saya sadar diri dan sekaligus menginstropeksi diri saya. Banyak sekali manfaat
yang bisa kita dapat apanila kita bertafakkur dalam ciptaan allah dan takdirnya
UJIAN KELIMA